Senin, 29 Maret 2010

Apakah setiap orang memang tidak akan bisa menjadi sempurna ???

Sesuai dengan judulnya, Apakah setiap orang memang tidak akan bisa menjadi sempurna? Entah kenapa sejelek apapun kita ataupun sebaik apapun kita, pasti akan ada orang yang tidak puas tentang diri kita. Contoh saja ketika kita pada awalnya adalah orang yang fleksibel terhadap keadaan, tiba-tiba ada aja orang yang ngomong “lw itu terlalu fleksibel, tegas dikit napa jadi orang, gimana smua maw berjalan dengan lancar kalo lw ngeiyain smuanya kayak gitu aj??”. Ok fine, gw emang tipe orang yang berpikiran terbuka dan menerima kritik sebagai masukan. Jadi gw berusaha mencoba untuk menjadi lebih tegas, semua harus bisa berjalan sesuai dengan yang udah gw rencanakan, dan pada akhirnya tuh orang bilang, “nah gitu dong, kalo lw tegas gitu kan enak jadi ngeliatnya.” Apakah dengan statement itu masalah selesai? TIDAK. Kenyataannya adalah setelah statement dari orang tersebut, terdapat statement lain yang seperti ini, “Lw kenapa seh kok jadi saklek (red: kaku) begini sekarang? Gw lebih seneng lw yang dulu gitu, smuanya jadi enak, nyantai orangnya. Sekarang lw jadi g asik gini.” GA ASIK??? Di saat gw sudah menjadi seperti kebiasaan gw, ada yang komentar kalau harus begini, dan di saat gw anggap itu kritikan yang baik dan memutuskan untuk berubah, orang yang lain bilang gak bagus dan gw lebih baik begitu. Terus terang gw sebenernya g ngerti mereka semua pengen gw kayak gimana.

Dari suatu sudut pandang, gw melihat, Ya, gw ngerti semua orang punya pendapat yang berbeda dan emang bener gw g bakalan bisa nyenengin semua orang, dan emang gw juga ngerti dan yakin kalo semua kritikan yang mereka kasih ke gw adalah untuk yang terbaik kepada gw, untuk membangun gw, tapi yang mana yang harus gw ikutin?? Y dalam suatu kondisi kan g mungkin gw bisa mengikuti kedua saran mereka yang emang keduanya isinya berbeda kan??… Akhirnya tiba-tiba teringat kata orang “Udah, dalam hidup ini lw ikutin aja ap yang lw maw, emang semua orang bakal punya cara pandang yang berbeda-beda, tapi tetep aj jadi yang lw maw aj. Hidup ini cumen sekali, gunakanlah menjadi yang lw maw”, atau kayak kata seorang senior gw di elektro “Kebanyakan orang di indonesia ini bukan menjadi apa yang mereka inginkan, namun menjadi apa yang masyarakat inginkan. Contoh aja, tanpa disadari banyak orang berbondong-bondong mengejar jurusan-jurusan favorit di universitas-universitas karena jurusan itu menyandang grade yang tertinggi, bukan karena mereka menginginkan itu. Dan coba lw pikir, apakah lw salah satu dari orang-orang itu?” pada saat itu gw berfikir, tampaknya sih iya, gw emang korban dari apa yang diinginkan orang lain, gw berusaha menjadi apa yang dianggap orang bagus. Dan.. okelah, misalnya sekarang gw sadar akan apa yang mereka katakan, dan sekarang gw pengen menjadi apa yang gw maw, yaitu gw pengen bebas, gw pengen menjadi orang yang tidak terikat oleh apa yang orang lain lihat ke diri gw. G peduli orang mau bilang apa, mau bilang gw orang yang g punya aturan, atau gw g punya sopan santun, toh gw menjadi apa yg gw inginkan, dan gw merasa seneng gitu. Seperti itu kan maksudnya?? Trus kalo udah kayak gt?? Bukannya kita hanya menjadi orang egois yang tidak perduli terhadap orang lain?? Dan sesuai teoripun sosiologi pun, manusia adalah makhluk yang sosial yang tidak bisa lepas dari orang lain. Berarti ada yang salah dong tentang hal ini?? Di saat seperti ini gw mendengar pendapat yang lain, “Ya lw emang bisa jadi apa yg lw maw, tapi kebasan lw itu ada batasnya, terbatas oleh norma-norma dan aturan yang ada.” Nah loh, kalau begitu berarti g bebas dong namanya, bebas itu tidak terbatas oleh ikatan apapun kan?? Bahkan dalam kbbi online ditulis begini “be•bas /bébas/ a lepas sama sekali (tidak terhalang, terganggu, dsb sehingga dapat bergerak, berbicara, berbuat, dsb dng leluasa):” Dengan statement dari sini berarti hal itu kontradiksi dengan statement sebelumnya yang menyarankan gw untuk menjadi seperti yang gw maw kan??

Yah, pada akhirnya ketika gw semakin berfikir, gw hanya menjadi bingung sendiri. Kesimpulan dari semua yang bisa gw ambil hanyalah “Dalam kehidupan ini pasti akan ada sesuatu hal yang saling bertolak belakang, berperilaku seperti dua sisi mata koin yang berbeda, sehingga tidak ada yang benar dalam hidup ini. Kebenaran hanyalah apa yang dianggap mayoritas orang benar. Ketika nilai-nilai dan norma-norma dalam hidup ini bergeser, maka kebenaran itupun akan ikut bergeser sesuai dengan pengikutnya.” Hmm, yah mungkin memang hanya Tuhanlah yang bisa menjadi sempurna bagi semua umatnya. Sebenarnya entah kenapa walaupun pada akhirnya gw mendapat kesimpulan seperti tadi, gw masih belum cukup puas, karena belum mendapat jawaban yang pasti. Pada akhirnya gw hanya mengambil kata-kata seseorang untuk menenangkan diri, menahan diri gw untuk berhenti berfikir tentang hal ini sementara yaitu “Semua hal yang terjadi di dunia ini akan menjadi suatu masalah, ketika KITA menganggap hal itu adalah sebuah masalah. Namun jika kita tidak menganggap hal yang terjadi itu sebagai suatu masalah, maka hal-hal itu hanya akan menjadi hal-hal biasa yang terjadi dalam hidup kita, hanya akan menjadi pelengkap warna pelangi dalam perjalanan hidup yang indah ini.”




sumber : widhisurya.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar